apa yang dilakukan setelah sai

Apa yang Dilakukan Setelah Sai?

5/5 - (1 vote)

Sai adalah salah satu rukun haji dan umroh. Oleh karenanya, setiap calon jamaah haji dan umroh wajib mengetahui tata cara pelaksanaan Sai agar ibadah haji atau umrohnya sah. Lalu, apa yang dilakukan setelah Sai?

Rukun haji merupakan urutan ibadah yang harus dilakukan dalam haji. Apabila runtutan ibadah tersebut tidak dijalani, tidak dapat diganti amalan lain, bahkan dengan dam (denda), dan hajinya tidak sah.

Mau Tahu Apa Yang Dilakukan Setelah Sai?

Ibadah haji tidak bisa dilakukan secara sembarangan, sehingga jamaah dibekali pengetahuan dan latihan runtutan pelaksanaan sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Dengan demikian, setiap muslim wajib mengetahui rukun haji dengan seksama agar ibadahnya dapat diterima oleh Allah SWT, dan sah.

Bekal tersebut didapatkan calon jamaah ketika melakukan manasik haji, peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai rukun-rukunnya. Lalu apa saja rukun haji yang perlu Anda ketahui? Simak artikel ini hingga selesai ya…

Ihram

Rukun haji pertama adalah Ihram, berada dalam keadaan suci sebagai tanda dimulainya ibadah haji seorang muslim. Ihram dimulai dengan membaca niat dan menggunakan pakaian Ihram sebagai penutup aurat lalu menjaga kebersihan.

Apa yang Dilakukan Setelah Sai

Wukuf

Wukuf merupakan inti proses pelaksanaan ibadah haji, di mana seluruh jamaah akan berkumpul di Padang Arafah. Waktu Wukuf dimulai ketika tergelincirnya matahari (waktu Zuhur) pada 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar esok harinya, tanggal 10 Dzulhijjah.

Tawaf Ifadhah

Setelah berihram dan melaksanakan wukuf, jamaah haji melempar jumrah di Mina, lalu kembali ke Mekkah dan melaksanakan Tawaf.

Tawaf Ifadah merupakan ibadah berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri. Tawaf dilakukan dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad lagi.

Sai

Sai merupakan aktivitas melintasi bolak balik bukit Shafa ke Marwah dan sebaliknya sebanyak tujuh kali. 

Tujuh lintasan Sai dilakukan tanpa jeda atau istirahat kecuali ketika berdoa di Bukit Safa dan Marwa. Jika ibadah ini kurang satu lintasan saja, maka Sai tidak sah.

Untuk jamaah pria, disunnahkan melintas dengan berlari-lari kecil, sedangkan bagi jamaah wanita disunnahkan berjalan cepat.

Sementara bagi jemaah yang tidak kuat berlari kecil atau berjalan cepat, diperbolehkan berjalan pelan. Untuk jemaah yang sakit, bisa menggunakan layanan kursi roda dengan imbalan sejumlah uang kepada para pendorongnya.

Tahallul Sebagai Rukun Haji Setelah Sai

Rukun haji berikutnya adalah Tahallul, yaitu aktivitas memotong rambut. Bagi jamaah pria, rukun Tahallul bisa dilakukan dengan memotong tiga helai rambut, namun banyak yang bertahallul dengan menggunduli kepalanya. 

Sejumlah riwayat mengatakan cara tersebut sebagai simbol pembersihan diri dari segala dosa.

Sementara bagi jamaah wanita, rukun Tahallul dilakukan dengan menggunting ujung rambutnya.

Selesai melakukan Tahallul Awal, jamaah diperbolehkan mengganti pakaian ihram dengan pakaian biasa. Jamaah pun terbebas dari larangan ketika mengenakan pakaian Ihram, kecuali hubungan antara suami istri.

Setelah Tahallul Awal, ada Tahallul Tsani (Tahallul Akhir) yaitu Tahallul yang dilakukan setelah seluruh rangkaian ibadah haji terpenuhi. Ibadah tersebut yaitu bercukur, melempar jumrah, dan Thawaf Ifadhah.

Setelah Tahalul Akhir, jamaah haji suami istri diperbolehkan melakukan hubungan badan.

Tertib

Rukun haji terakhir merupakan hal yang fundamental, yaitu Tertib. Rukun ini dimaksudkan agar urutan rukun haji dan umrah dikerjakan secara tertib atau berurutan.

Bagi Anda yang ingin melaksanakan ibadah haji atau umroh, dapat mengunjungi website ini .

Bisa juga dengan menghubungi admin di 0812-3578-5246, dan menanyakan lebih jauh mengenai hal ini, termasuk apa yang dilakukan setelah Sai.