Bagaimana jika haid saat umroh? Sebuah pertanyaan yang mungkin muncul di benak para kaum muslimah. Khususnya para muslimah yang berada dalam kondisi subur. Mengingat pelaksanaan ibadah lain, semacam shalat dan puasa yang haram dilakukan saat kondisi haid.
Kemudian bagaimana dengan hukum ibadah umroh? Seperti yang telah diketahui bersama, dalam pelaksanaan ibadah selalu ada hukum yang mengaturnya. Begitu pula dengan ibadah umroh. Lalu, bagaimana jika haid saat umroh? Berikut penjelasan para ulama.
Bagaimana Jika Haid Saat Umroh? Ini Jawabannya!
Haid merupakan kondisi murni yang sering dialami kaum muslimah. Islam mengharamkan shalat dan puasa bagi muslimah yang sedang mengalami haid. Kemudian, bagaimana jika mengalami haid saat hendak beribadah umroh? Simak penjelasan berikut.
- Muslimah yang Haid Diperbolehkan Ihram
Di dalam pelaksanaan umroh, terdapat serangkaian ibadah yang harus dilaksanakan. Sebelum melaksanakan serangkaian ibadah tersebut, para jamaah harus berihram terlebih dahulu Yakni dengan memakai kain ihram di luar miqat.
- Melaksanakan Istitsfar
Apa itu istitsfar? Istitsfar adalah mengenakan pembalut secara lebih rapat. Supaya dapat dipastikan jika darah haid tidak merembes hingga celana. Pada saat mengalami haid, hendaknya seorang muslimah melaksanakan istitsfar ketika miqat tiba.
- Muslimah yang Sedang Haid Dilarang Melakukan Tawaf
Khusus untuk rangkaian ibadah umroh yang satu ini, haram jika dilakukan pada saat haid. Hal ini secara rinci telah diatur dalam As Sunnah. Rasulullah SAW, bersabda.
“Haid merupakan kondisi yang Allah takdirkan untuk setiap putri Adam. Lakukanlah seperti yang dilakukan jamaah haji, namun jangan melakukan tawaf di Ka’bah. (H.R. Bukhari 294 dan Muslim 2976).
Peristiwa yang menjadi latar belakang munculnya hadis diatas yaitu kisah istri Rasulullah SAW, yakni Aisyah R.A. Suatu saat, Aisyah R.A menunaikan ibadah haji bersama Rasulullah SAW. Ketika tiba di daerah Saraf, Aisyah R.A mengalami haid.
Mengetahui hal tersebut, Rasulullah SAW melarang Aisyah R.A melaksanakan tawaf. Oleh karena itu, beliau pun melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji, kecuali tawaf. Setelah suci dari haid, Aisyah R.A melaksanakan tawaf di Ka’bah dan sa’i dari Bukit Shafa dan Marwah.
Itulah sedikit ringkasan mengenai hukum umroh bagi muslimah yang sedang haid. Melalui penjelasan diatas, kini Anda pun sudah memahami bagaimana jika haid saat umroh. Berpedoman dari kisah Aisyah R.A, Anda tetap boleh melaksanakan serangkaian ibadah umroh, kecuali tawaf.
Namun, mengingat tawaf tidak boleh dilakukan pada saat kondisi haid. Maka, Anda boleh melakukan tawaf dan sa’i saat sudah bersuci. Para ulama memberikan rincian mengenai pelaksanaan umroh bagi yang sedang haid sebagai berikut.
- Kembali ke Mekkah Setelah Suci
Apabila memungkinkan bagi seorang jamaah umroh untuk kembali ke Mekkah. Maka, ulama menyarankan agar kembali ke Mekkah dalam keadaan suci. Kemudian, diperbolehkan untuk melaksanakan tawaf. Namun, tentu saja hal ini tidak berlaku bagi para muslimah yang bertempat tinggal jauh dari Mekkah.
- Diperbolehkan Melakukan Tawaf, Kecuali..
Bagi jamaah yang tidak memungkinkan kembali ke Mekkah, seperti jamaah umroh Indonesia, maka tetap diperbolehkan melaksanakan tawaf dalam keadaan haid.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Ibnul Qayyim. Beliau menjelaskan bahwa dalam hal beribadah, tidak ada larangan untuk melanggar yang haram apabila dalam kondisi darurat. (I’lam al Muwaqqi’in 3/20).
Begitulah sekiranya penjelasan ulama mengenai bagaimana jika haid saat umroh? Untuk mendapatkan layanan umroh terpercaya dan sesuai As-Sunnah, pastikan Anda menggunakan jasa travel umroh terpercaya. PT. Persada Indonesia. Kami siap membimbing kegiatan umroh Anda hingga tidak perlu khawatir lagi meski dalam kondisi haid. Mari segera bergabung bersama kami!